Pengertian Kamera
Kamera adalah
alat paling populer dalam aktivitas fotografi. Nama ini didapat dari camera
obscura, bahasa Latin untuk
"ruang gelap", mekanisme awal untuk memproyeksikan tampilan di mana
suatu ruangan berfungsi seperti cara kerja kamera fotografis yang modern,
kecuali tidak ada cara pada waktu itu untuk mencatat tampilan gambarnya selain
secara manual mengikuti jejaknya. Dalam dunia fotografi, kamera merupakan suatu peranti untuk
membentuk dan merekam suatu bayangan potret pada lembaran film. Pada kamera televisi, sistem lensa membentuk
gambar pada sebuah lempeng yang peka cahaya. Lempeng ini akan
memancarkan elektron ke
lempeng sasaran bila terkena cahaya. Selanjutnya, pancaran elektron itu
diperlakukan secara elektronik. Dikenal banyak jenis kamera potret.
1. Mengenal Aperture
Aperture secara sederhana bisa
diartikan bukaan lensa yang mempengaruhi jumlah cahaya yang masuk ke Sensor.
Nilai aperture yang kita pilih akan menentukan bukaan seberapa kecil atau
besarnya bukaan lensa. Semakin besar bukaan lensa maka semakin besar pula
cahaya yang masuk, dan sebaliknya semakin sempit bukaan lensa maka semakin
sedikit cahaya yang masuk.
Satuan aperture adalah f-stop, misalnya f/2.8,
f/5, f/8, f/22 dan lain-lain. Pengaturan aperture sangat bergantung pula dengan
pengaturan Shutter Speed dan ISO, seperti yang dijaelaskan dalam artikel mengenal
segitiga Exposure. Jadi semakin rendah nilainya
(ex. f/2.8) maka semkin lebar bukaannya, dan sebaliknya semakin besar nilainya
seperti f/22 maka semakin kecil bukaannya yang bisa dilihat dari gambar diatas.
Pengaruh Aperture terhadap Depth Of Field
Ketika kita mengubah Nilai aperture maka akan berpengaruh terhadap Depth of
Field. Depth of Field sendiri adalah area tajam / area fokus pada gambar.
Aperture berbanding terbalik dengan Depth of Field, jadi ketika kita atur
bukaan aperture terlebar(angka kecil) maka Depth of Field tersempit akan kita
dapatkan, sebaliknya jika kita mengatur bukaan aperture tersempit(angka besar)
maka Area Depth of Field terluas yang kita dapatkan. Depth of Field Sempit
berarti sedikit area fokus dan banyak area blur/tidak fokus. Area blur ini
lazim disebut bokeh, anda dapat membaca artikel tentang bokeh untuk mengetahui bokeh
lebih jauh.
Pengaturan Aperture ini sangat bermanfaat dalam
fotografi jenis apapun, baik itu landscape(pemandangan), portrait(wajah) dan
macro. dalam fotografi landscape
biasanya digunakan bukan aperture terkecil (angka besar) sehingga semua area
tampak tajam / fokus, baik area foreground atau background, dengan menggunakan lensa wide angle akan dihasilkan gambar yang
sangat dramatis. Sedangkan dalam fotografi Portrait kadangkala menggunakan
bukaan aperture lebar(nilai kecil) ini adalah untuk mengisolasi subjek agar
lebih dominan dan tidak dikacaukan oleh background, dan biasanya menggunakan lensa
tele menengah. Dalam fotografi macropun juga berlaku hal yang sama, yakni
dengan menggunakan lensa makro ketika kita ingin mengisolasi subjek dan
mengaburkan background maka settingan aperture terlebar dapat kita gunakan.
Foto kanan pengaturan
bukaan eperture lebar untuk mengisolasi subjek
|
Nah pengaturan nilai aperture untuk mengaburkan
background, berapa jarak background dan subjek agar tampak blur dapat anda baca
dalam artikel mendapatkan bokeh yang indah. Aperture
pada setiap lensa berbeda-beda, pada lensa prime biasanya memiliki bukaan
sangat lebar (nilai kecil misal. f/1.4), dan pada lensa zoom biasanya memiliki
bukaan terlebar f/4. Disinilah kelebihan lensa prime yang dapat menangkap
gambar dalam kondisi minim cahaya, anda dapat membaca perbedaan lensa prime/fixed
dan lensa zoom untuk mengetahui lebih lanjut.
Mode auto aperture (AV/Aperture Value)
Ini merupakan mode semi otomatis yang mengijinkan
kita untuk merubah angka aperture secara manual dan shutter speed akan
mengikutinya secara otomatis. Mode ini sangat berguna dan menghemat
waktu dalam banyak kasus. melalui tampilan live view kita bisa melihat
perbedaan DOF setelah merubah angka aperture.
Kelebihan lensa prime
Lensa prime atau disebut lensa cepat karena memiliki bukaan aperture lebar shingga bisa menggunakan shutter speed cepat. dalam banyak kasus lensa prime dengan bukaan aperture lebar memiliki banyak keunggulan seperti menangani kondisi minim cahaya, mengisolasi subjek, dan penggunaan ISO yang lebih rendah. Dengan harga Rp. 5 jutaan kita sudah bisa mendapatkan lensa prime 50mm f/1.4 dengan kemampuan menjanjikan tentunya bila dibandingkan dengan lensa zoom dengan harga sebanding. kemampuan menghasilkan bokeh akan jauh lebih baik dengan jumlah blade lebih banyak dan bentuk yang kebulat-bulatan. elemen didalam lensa prime juga tidak bergerak maju mundur, inilah yang menjadikan kualitas gambar yang dihasilkan lebih konstan. Kelebihan lain adalah lensa ini berukuran lebih kecil dan biasanya berbobot lebih ringan sehingga mudah dibawa kemanapun2. Shutter Speed dalam dunia Fotografi
shutter speed cepat |
Shutter
Speed adalah
kecepatan bukaan rana yang dapat mempengaruhi pencahayaan yang sempurna,
mengontrol blur, dan membuat efek yang menarik. Salah satu hal yang sangat
penting dikuasai seorang fotografer adalah shutter Speed yang merupakan salah
satu dari tiga elemen segitiga eksposur.
Tepat didepan sensor kamera
terdapat tirai yang disebut shutter/rana. Ketika kita memotret maka rana akan
menutup dan membuka. Shutter speed lambat berarti rana akan terbuka lebih
lama(cahaya masuk lebih banyak) dan shutter speed cepat berarti rana akan
terbuka lebih cepat(cahaya masuk ke sensor lebih sedikit).
Pengaturan Shutter Speed
Shutter speed dapat diatur dalam satuan detik atau bahkan sepersekian detik.
Sebagai contoh shutter speed 1/100 berarti bahwa rana akan menutup pada 1/100
detik atau 0,01 detik. Setiap produsen tentu menawarkan berbagai range shutter
speed mulai dari seperseribu detik sampai dengan beberapa detik. Kamera digital
SLR juga mempunyai bulb mode yang memungkinkan kita untuk menahan bukaan rana
sesuai keinginan kita. Pada mode auto kamera akan berusaha menentukan shutter
speed terbaik untuk mengambil gambar. Namun sayangnya pengaturan tersebut tidak
selalu benar, karena foto bisa saja berakhir dengan gambar yang blur dan under
exposure/minim cahaya. Pengaturan menggunakan mode manual adalah solusi dari
masalah diatas. Tidak hanya manual semi manualpun juga sudah bisa mengatasi
masalah tersebut.
Terjadinya Blur
Blur dapat terjadi karena goyangan kamera atau
goyangan tangan fotografer. Kita dapat mencegah terjadinya blur dengan
pengaturan shutter speed yang cepat. Pengaturan tersebut juga tergantung dari
focal length suatu lensa. Jadi semakin panjang focal length maka semakin
cepatlah settingan shutter speed. Sebagai contoh kita memotret dengan focal
length 200mm, maka shutter speed minimum yang kita gunakan adalah 1/200, bisa
1/210,1/211 dll. agar tidak terjadi blur akibat goyangan tangan/subjek.
Settingan shutter speed bisa lebih rendah dari focal length asalkan kita
memakai tripod. Lebih lanjut tentang mendapatkan gambar yang tajam dapat anda baca disini. Ketika kita ingin
membekukan aksi seorang olahragawan, maka shutter speed cepat harus kita
gunakan.
Pencahayaan
Kita harus benar-benar yakin bahwa subjek
mendapatkan cahaya yang baik. Shutter Speed lambat berarti lebih banyak cahaya
masuk danbegitu pula sebaliknya, jadi hindarilah gambar over exposure atau
under exposure. Selalu ingat bahwa pencahayaan bukan hanya masalah Shutter
Speed, namun juga Setting ISO dan Aperture.
Efek Kreatif
Dengan menggunakan setting shutter speed rendah
anda dapat menghasilkan gambar yang sangat kreatif. Gambar yang dihasilkan akan
nampak lembut, sangat baik untuk memotret bintang dan air terjun. Dalam kasus
fotografi landscape, kita akan memerluakan bantuan filter neutral density saat
menggunakan shutter speed lambat. Hal ini mencegah agar tidak terjadi over
exposure terutama pada bagian langit karena fungsi dari filter ND sendiri
adalah untuk mereduksi jumlah cahaya yang memasuki sensor. Efek kreatif air
jatuh seperi gambar dibawah bisa didapatkan dengan shutter speed lambat:
waterfall slow |
teknik fotografi slow speed |
penggunaan shutter speed rendah |
Penggunaan aksesori kamera
kamera stand (tripod atau monopod) wajib digunakan saat shutter speed lambat. Tripod akan menjaga kamera bebas dari getaran sehingga gambar yang dihasilkan akan lbeih tajam. Dalam banyak kasus seperti kondisi minim cahaya dimana kita hanya bisa menggunakan ISO rendah(untuk menghindari noise) maka shutter speed lambat adalah solusinya. jika memiliki budget lebih maka anda juga bisa membali shutter remote untuk menghindari getaran tangan.3. Memahami Konsep ISO
Secara definisi ISO adalah ukuran tingkat sensifitas sensor kamera terhadap cahaya. Semakin tinggi setting ISO kita maka semakin sensitif sensor terhada cahaya.Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang setting ISO di kamera kita (ASA dalam kasus fotografi film), coba bayangkan mengenai sebuah komunitas lebah.
- Sebuah ISO adalah sebuah lebah pekerja. Jika kamera saya set di ISO 100, artinya saya memiliki 100 lebah pekerja.
- Dan jika kamera saya set di ISO 200 artinya saya memiliki 200 lebah pekerja.
Tugas setiap lebah pekerja adalah memungut cahaya yang masuk melalui lensa kamera dan membuat gambar. Jika kita menggunakan lensa identik dan aperture sama-sama kita set di f/3.5 namun saya set ISO di 200 sementara anda 100 (bayangkan lagi tentang lebah pekerja), maka gambar punya siapakah yang akan lebih cepat selesai?
Secara garis besar:
- Saat kita menambah setting ISO dari 100 ke 200 (dalam aperture yang selalu konstan – kita kunci aperture di f/3.5 atau melalui mode Aperture Priority – A atau Av), kita mempersingkat waktu yang dibutuhkan dalam pembuatan sebuah foto di sensor kamera kita sampai separuhnya (2 kali lebih cepat), dari shutter speed 1/125 ke 1/250 detik.
- Saat kita menambah lagi ISO ke 400, kita memangkas waktu pembuatan foto sampai separuhnya lagi: 1/500 detik.
- Setiap kali mempersingkat waktu esksposur sebanyak separuh, kita namakan menaikkan esksposur sebesar 1 stop.
Mengenal Exposure dan apa itu exposure ?!!
Hai, sahabat blogger !! Pada kesempatan hari ini saya ingin membagikan sedikit pengetahuan saya tentang Exposure dan apa itu ?
Hai, sahabat blogger !! Pada kesempatan hari ini saya ingin membagikan sedikit pengetahuan saya tentang Exposure dan apa itu ?
Tentunya pembaca sedikit banyak pasti sudah mendengar kata exposure, tapi apakah anda tau apa makna dan arti kata exposure ? Di dalam dunia fotografi ada beberapa proses perekaman gambar yang diproyeksikan oleh kamera menjadi sebuat foto, baik itu dalam bentuk film maupun digital, proses apa itu dan bagaimana ?
Ok, sederhananya begini, Cahaya (ISO/ASA) yang memasuki lensa (Aperture) untuk beberapa waktu tertentu (dalam keadaan ini ditentukan oleh Shutter Speed) akan muncul sebuah gambar yang terekam didalam kamera (entah film atau digital), setelah melalui tahap atau proses tersebut munculah gambar yang dimana itu dari dulu hingga sekarang disebut Exposure.
Banyak yang bertanya kepada saya "gimana ya agar hasil foto saya sama persis seperti apa yang saya lihat ??!!" Dan saya selalu memberi jawaban yang sama, yaitu "exposurenya harus tepat" lalu gimana caranya ?
Sebelum saya bahas bagaimana caranya ada baiknya anda pahami dulu apa itu exposure, jadi setelah anda baca artikel saya diatas, apakah anda masih menganggap bahwa exposure adalah hasil gambar ? Jika "Iya" berarti anda salah ! Ingat sebelum ada hasil, ada tahapan proses yang dimulai sebelumnya, yaitu tentang bagaimana cahaya, lensa (aperture), dan waktu merekam (kecepatan rana/shutter speed) bekerja menghasilkan gambar tersebut.
Seiring perkembangan teknologi, banyak bermunculan jenis-jenis kamera, kamera digital yang dimana selalu menyuguhkan segalanya dengan otomatis membuat segala proses cahaya,lensa, dan kecepatan rana bisa melakukan tugasnya masing-masing tanpa kita perlu repot mengotak-atiknya. Sehingga kemudahan itu sering buat kita terlena, padahal tak jarangkan kita mengeluh soal hasil gambar yang tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan ?.
Tentunya para pembaca pasti punya kamera yang serba otomatis tersebut, dan hanya putar ke mode Auto lalu tekan tombol shutter speed maka keluarlah hasilnya, "Wow, segalanya terasa hebat !!!" Tapi saya bisa jamin bahwa hasil itu tidak bisa selalu konsisten, dan anda pasti sadari itu. Jadi bagimana ?
Mengenal exposure dan apa itu exposure ?
Untuk mengenal exposure anda harus berani singkirkan kebiasaan itu, dan beralih ke mode manual, karena setahu dan sepanjang pengalaman saya, saya hanya bisa menghasilkan exposure yang tepat di mode ini. Dengan membiarkan light meter menuntun saya, sekarang saya ingin anda catat ini !, setelah membaca blog ini entah anda membaca melalui smartphone anda dirumah atau mungkin diwarnet, segeralah ambil kamera anda dan keluarlah dari rumah anda,
putar mode kamera anda ke mode
Manual, (lihat gambar dibawah ini )
lalu tetapkan ISO 200 di
kamera anda dengan Aperture (diafragma, biasa ditandai dengan
huruf "F" dimenu kamera) di angka f5,6, (lihat Gambar
dibawah ini),
kemudian carilah benda atau objek yang terkena cahaya
dengan baik dan arahkan titik fokus anda ditengah ke arah objek yang terkena
cahaya tadi, lalu sesuaikan shutter speed anda mengikuti light meter anda
(sensor biasanya berada di bawah atau samping membentuk garis-garis didalam
view finder anda), lihat gambar dibawah.
hingga tanda yang bergerak,
berhenti persis di tengah atau tepat diangka nol.- lalu tekan shutter
nya dan, Benar !! Anda sudah menghasilkan exposure yang tepat !!
Saya harap bukan catatan dari saya yg anda ingat, tapi catatlah pengalaman itu sebagai dasar untuk masa depan anda, yang telah menemukan Exposure tepat, hehehe.
Saya harap bukan catatan dari saya yg anda ingat, tapi catatlah pengalaman itu sebagai dasar untuk masa depan anda, yang telah menemukan Exposure tepat, hehehe.
baca jenis - jenis kamera dan lensa